Kamis, 23 April 2015

Askep Malaria

Berikut ini adalah asuhan keperawatan atau askep malaria dari berbagai sumber yang dirangkum secara singkat dan tetap informatif.

A. Pengertian Malaria 

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles, yang menimbulkan gejala seperti demam periodik, anemia, dan pembesaran limpa. Malaria dapat berupa serangan akut, namun dapat berkembang menjadi kronis.


Penyakit ini sering terjadi secara endemik terutama di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, suhu hangat, dan lembab. Kondisi lingkungan lainnya yang mempengaruhi penyebaran penyakit ini adalah penggundulan hutan, seperti hutan bakau tempat nyamuk Anopheles bersarang. Ketika hutan digunduli, otomatis nyamuk tersebut akan berpindah mencari tempat tinggal yang baru seperti di perkampungan penduduk. Peningkatan jumlah nyamuk di daerah pemukiman akan mempertinggi resiko penularan malaria.

B. Etiologi Malaria

Penyebab malaria adalah parasit intrasel bergenus Plasmodium. Ada 4 spesies Plasmodium yang menyebabkan malaria. Masing-masing spesies mengakibatkan jenis malaria yang berbeda:

  • Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana
  • Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika
  • Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana
  • Plasmodium ovale, penyebab malaria ovale 

Penyakit malaria juga didukung penularannya oleh hospes definitif yang membawa Plasmodium tersebut, yakni nyamuk Anopheles. Plasmodium dapat menular dari manusia satu ke manusia lainnya melalui gigitan nyamuk tersebut.

Faktor lingkungan juga berpengaruh, selain memang cocok di daerah tropis, penyakit ini akan lebih mudah menjangkiti populasi yang tinggal di daerah kumuh dan kotor karena merupakan tempat tinggal ideal bagi hospesnya - nyamuk Anopheles.

C. Patologi Malaria

Daur hidup Plasmodium dapat dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase aseksual (berlangsung dalam tubuh manusia) dan fase seksual (berlangsung dalam lambung nyamuk).


1. Fase Aseksual (Skizogoni)

Setelah nyamuk Anopheles menusuk permukaan kulit manusia, Plasmodium yang sebelumnya sudah berada dalam air liur nyamuk akan berpindah ke tubuh manusia melalui peredaran darah. Pada tahap ini, Plasmodium berbentuk sporozoit. Setelah sporozoit sampai di jaringan dalam hati, mereka akan berkembang biak menjadi bentuk skizon yang berisi ribuan merozoit di dalamnya.

Skizon yang telah matang akan pecah dan ribuan merozoit tersebut akan menyebar dan menuju peredaran darah kembali. Tahap ini dinamakan sporulasi. Merozoit yang berada di darah akan menginvasi sel darah merah (eritrosit) dan membentuk trofozoit, kemudian menjadi skizon, dan merozoit baru. 

Setelah proses tropozoit – skizon – merozoit ini sampai pada generasi ketiga, maka generasi tersebut melahirkan bentuk seksual dari Plasmodium. Ketika ada nyamuk Anopheles yang mengisap darah itu, maka bentuk Plasmodium seksual tadi akan berpindah ke tubuh nyamuk dan mengalami fase seksual.

2. Fase Seksual (Sporogoni)

Pada fase ini, Plasmodium berada di dalam lambung Anopheles betina dan berbentuk mikrogametosit, kemudian berkembang menjadi makrogametosit dan menghasilkan pembuahan berupa zigot atau ookinet.

Ookinet akan keluar menembus lambung nyamuk dan berubah menjadi ookista yang berisi ribuan sporozoit. Pada saat ookista matang dan pecah, ribuan sporozoit itu akan menyebar dan menuju air liur nyamuk. Sporozoit akan berpindah dan menjangkiti manusia melalui gigitan Anopheles tersebut, sebagai tanda dimulainya fase aseksual kembali.

D. Manifestasi Klinis Malaria

Tanda dan gejala yang umum terjadi pada malaria adalah sebagai berikut:

1. Demam Periodik

Demam periodik terjadi bersamaan dengan pecahnya skizon pada tahap sporulasi di dalam fase aseksual. Periode demam dapat dijadikan diagnosis untuk menentukan jenis malarianya. Contohnya, pada malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax. Pecahnya skizon terjadi setiap 48 jam sekali, maka periode demamnya akan menyerang tiap hari ketiga. Sedangkan malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae membutuhkan waktu 72 jam untuk memecah skizon, sehingga demamnya menyerang tiap hari keempat.

Setiap demam menyerang, biasanya dimulai dengan tahap menggigil yang berlangsung selama 15 menit - 1 jam. Dilanjutkan dengan tahap puncak demam yang bisa berlangsung 2-6 jam. Lalu diakhiri dengan tahap berkeringat selama 2-4 jam. Demam akan berakhir ketika tubuh sudah dapat beradaptasi dengan serangan tersebut.

2. Splenomegali

Splenomegali adalah pembesaran dan pengerasan limpa akibat akumulasi sel darah merah yang rusak karena aktivitas parasit. Sebab lainnya adalah jaringan ikat yang bertambah di dalam limpa. Pada kondisi ini, warna limpa dapat menjadi hitam.

3. Anemia

Anemia terparah adalah yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Anemia terjadi karena sel darah merah yang hancur, gangguan produksi eritrosit dalam sumsum tulang, dan waktu hidup eritrosit yang pendek karena aktivitas parasit.

4. Ikterus

Pada saat Plasmodium menjangkiti hati dan belum menyebar ke darah, aktivitas patogennya dapat merusak sel-sel di dalam hati.

E. Pemeriksaan Malaria

Beberapa tes dan pemeriksaan yang dapat ditempuh untuk mendeteksi malaria adalah:

  • Pemeriksaan sel darah
  • GBC, IFA, IHA
  • PCR (Polymerase Chain Reaction)
  • Tes antigen
  • Tes serologi
 
F. Penatalaksanaan Malaria

Penatalaksanaan untuk meredakan gejala dan menyembuhkan penyakit malaria adalah sebagai berikut:

  • Terapi profilaktik khususnya bagi seseorang yang akan pergi ke tempat endemik malaria
  • Memperbaiki kondisi lingkungan endemik, seperti menghilangkan genangan air dan penyemprotan insektisida.
  • Obat malaria, seperti: pirimetamin, primakuin, kina, klorokuin, gametosid, dan proguanil.
  • Melakukan transfusi darah khususnya yang sudah mengalami anemia
  • Pemberian vaksin untuk meredakan keparahan penyakit
 
G. Fokus Kajian Keperawatan Malaria

Beberapa hal yang perlu dijadikan fokus kajian keperawatan pada penderita malaria adalah sebagai berikut:

  • Aktivitas: tubuh lemas dan mudah lelah
  • Sirkulasi: tekanan darah mungkin di bawah normal, badan terasa panas dan suhu melebihi 38oC, kulit pucat dan banyak berkeringat
  • Nutrisi: mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, massa otot berkurang, diikuti berkurangnya lemak tubuh
  • Nyeri: mengalami kejang di perut, pusing sampai pingsan
  • Nafas: takipnea 
 
H. Masalah Umum dan Intervensi Keperawatan Malaria

Menurunnya imun tubuh karena infeksi

Intervensi: isolasi pasien, pantau suhu tubuh secara berkala, amati tingkat menggigil pasien, meningkatkan asupan gizi, pemberian obat imunomodulator dan antiinfeksi.

Hipertermia sebagai tanda tubuh terinfeksi 

Intervensi: pantau suhu tubuh, kondisikan selimut dan ruangan pada suhu normal, kompres dengan air hangat, mengganti pakaian yang basah terkena keringat, minum banyak disertai kombinasi antipiretik dan antimalaria.

Hilangnya cairan tubuh karena peningkatan metabolisme, atau karena muntah

Intervensi: cegah dehidrasi lebih lanjut dengan infus, pemberian cairan intravena sesuai indikasi, banyak minum, pantau haluaran & berat jenis urine.

Aktivitas menurun karena tubuh mudah lelah

Intervensi: pantau tekanan darah, denyut nadi, dan pernafasan setelah pasien mengerjakan suatu aktivitas, mencegah pasien melakukan aktivitas berat, banyak istirahat, dan berikan bantuan fisik seperti menyuapi makan dan mengambilkan sesuatu yang dibutuhkan.

Kurang nutrisi karena nafsu makan hilang, mual, dan muntah

Intervensi: berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi yang tepat, menyajikan makanan yang hangat dengan porsi sedikit tetapi sering, melakukan variasi makanan agar tidak bosan, dan menyajikan makanan yang mengundang selera pasien.

Demikian Askep Malaria yang telah dirangkum dari berbagai sumber. Terimakasih sudah membaca dan jangan lupa untuk menulis komentar Anda pada kotak komentar yang ada di bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar