Rabu, 06 Mei 2015

Tes dan Pemeriksaan Malaria

Sebelum berbicara tentang pemeriksaan malaria, mari mengenal secara singkat faktor resiko atau faktor-faktor yang mendukung terjadinya malaria pada seseorang. Faktor risiko yang paling umum adalah melakukan perjalanan ke suatu daerah di mana sedang terjadi wabah malaria. Jika seseorang telah melakukan perjalanan ke daerah tersebut dan tiba-tiba mengalami demam tinggi, ia harus melakukan pemeriksaan darah sesegera mungkin ke tenaga medis terdekat, misalnya bagian gawat darurat sebuah rumah sakit.

Pemeriksaan Malaria.


Faktor risiko tambahan untuk wisatawan yang pergi ke daerah malaria adalah tidak minum obat pencegahan atau tidak menggunakan tindakan pencegahan untuk mencegah gigitan nyamuk. Walaupun sudah mengonsumsi obat maupun melakukan tindakan pencegahan nyamuk dengan sempurna, wisatawan tetap tidak boleh mengabaikan setiap demam yang terjadi saat atau setelah berada di daerah malaria.

Komplikasi paling sering terjadi ketika gejala atau tanda-tanda malaria diabaikan atau terlambat didiagnosis. Ibu hamil yang telah terkena malaria beresiko tinggi untuk mendapatkan komplikasi penyakit yang berat. Malaria bisa disembuhkan dengan diagnosis dini dan pengobatan.


Banyak penyakit yang bisa menyebabkan demam di daerah tropis dan subtropis, termasuk malaria, TBC, demam kuning, demam berdarah, tipus, pneumonia, dan banyak lagi. Masing-masing membutuhkan penanganan yang berbeda. Sehingga sangat penting untuk membuat diagnosis spesifik.

Malaria didiagnosis dengan melihat parasit di bawah mikroskop. Darah yang diambil dari pasien dioleskan pada kaca objek untuk bahan pemeriksaan. Indikator khusus digunakan untuk membantu mendeteksi parasit. Lebih mudah mengidentifikasi spesies Plasmodium jika bentuk gametosit yang terlihat. Pap smear darah harus ditinjau oleh seseorang dengan keahlian dalam diagnosis malaria. Jika Pap negatif, pemeriksaan dapat diulangi setiap 12 jam. Pap yang negatif berkali-kali menunjukkan diagnosis lain harus dipertimbangkan.

Ada dua jenis tes lain yang tersedia untuk diagnosis malaria. Tes yang pertama adalah tes deteksi protein yang disebut antigen yang berada di dalam Plasmodium. Tes ini memakan waktu kurang dari 30 menit. Tes kedua adalah Polymerase Chain Reaction (PCR), yang mendeteksi DNA malaria. Karena tes ini tidak tersedia secara luas, penting untuk tidak menunda pengobatan sambil menunggu hasil.

Baca juga: Obat Penyakit Malaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar